Antara nama-nama serikandi Islam yang perlu dijadikan tauladan kepada muslimah adalh seperti yang tertera berikut :
1. Srikandi Medan Pertempuran – Nusaibah binti Kaab
2. Pahlawan Wanita Pertama Membunuh Musuh Islam – Safiyah Binti Abdul Mutalib
3. Pahlawan Wanita Serba Hitam – Khaulah Binti Azwar
4. Berkorban Kerana Allah – Siti Masitah
5. Orang Pertama Mati Syahid – Sumayah Binti Khubath
6. Wanita Berhati dan Berjiwa Waja – Asma Binti Abu Bakar
7. Pulih Penglihatan Kerana Beriman Kepada Allah – Zinirah
8. Kisahnya Dalam Al-Quran – Ratu Balqis
9. Dahaganya Dipuaskan Oleh Allah – Ghaziyah Binti Jabir
10. Mahligainya di Syurga – Aishah, Isteri Firaun
11. Kehormatan Dirnya Dipelihara Allah – Sarah, Isteri Nabi Ibrahim
12. Orang Pertama Memeluk Agama Islam – Khatijah Binti Khuwalid
13. Kisahnya dengan Telaga Zam-Zam – Siti Hajar
14. Kebijaksanaannya Terbukti di Hudaibiyah – Ummu Salamah
15. Pejuang Wanita Pertama Menyeberang Lautan – Ummu Haram
16. Pejuang yang berwibawa dan kental – Ummu Hakim Binti Al-Harith
17. Mas Kahwinnya adalah Islam – Ummu Sulaim
18. Raja pidato dan pejuang yang tabah – Asma Binti Yazid
19. Wanita yang Syahid dan Hafaz al-Quran – Ummu Waraqah Binti Abdullah
20. Allah Mendengar dan Mengabulkan Doanya – Khaulah Binti Thalabah
21. Ibu Para Syuhada dan Penyair Tersohor – Tumadhar binti Amru (Al-Khansa)
22. Wanita yang Menundukkan Singa – Halimaton Armiah
23. Srikandi Perang Maisan – Azdah binti al-Harith bin Kaldah.
24. Tawanan Perang Khaibar Yang Dimuliakan Nabi – Safiyah Binti Huyai
25. Allah Memberinya Salam – Ummu Sanan Al-Islamiyah.
26. Pemerintah Pintar dan Bijaksana – Siti Al-Malik Binti Al-Aziz
27. Permaisuri Dermawan – Zubaidah Binti Jaafar
28. Jarinya Putus Melindungi Khalifah Uthman Affan – Nailah bint Farafsah
29. Menentang dan Menjatuhkan Maruah Abu Lahab – Ummu Fadhl binti Harith
30. Pemimpin Wanita Kaum Muslimin – Fatimah az-Zahra
31. Al-Siddiqa – Aishah binti Abu Bakar
Setelah dikenal pasti serikandi-serikandi ISLAM di zaman baginda MUHAMMAD, ingin ku jengguk kembali cerita tentang cerita yang telah ku baca di dalam satu berita. Iaitu kisah nyata diceritakan oleh seorang anggota Harakah Ansar Iran (Kelompok Mujahidin Ahlus Sunnah wal Jamaah di Iran) melalui situs resminya, tentang seorang mujahid dan istrinya yang penyabar. Berikut kisahnya:
Saya akan menceritakan kepada kalian sebuah kisah yang indah tentang seorang mujahid muda ketika ia baru pertama kali bergabung di jajaran Mujahidin, beberapa tahun lalu. Tahukah kalian, ia adalah seorang mujahid yang cintanya terhadap Allah dan Jihad sangat besar. Ia berangkat untuk menunaikan kewajibannya pada saat Subuh setelah hari pernikahannya. Tetapi yang sangat luar biasa adalah apa yang istrinya katakan ketika ia hendak pergi. Sang istri mengatakan, “Aku akan senantiasa bersujud kepada Allah hingga engkau kembali atau jasadmu kembali.” Dengan dorongan semangat ini, ia meninggalkan kesenangan duniawi, demi sebuah hidup penuh kesulitan dan pengorbanan.
Pada suatu malam, pada saat perjalanannya dari satu kamp ke kamp yang lain, ia merelakan dirinya sendiri untuk mencari bantuan makanan di dekat desa terdekat untuk para sahabat mujahidin. Mengetuk pintu dari rumah ke rumah, ia disambut dengan sambutan yang sangat tidak ramah, setiap rumah hanya mengatakan kepadanya bahwa para Mujahidin itu tidak diterima di sini.
Pada saat ia tiba di rumah ke-10, ia mengangkat tangannya berdoa kepada Allah dan mengatakan “Ya Allah! Engkau adalah saksiku bahwa Aku hanya ingin mencari sisa makanan untuk saudara-saudaraku, sehingga kami bisa menunaikan kewajiban kami lebih baik lagi demi Engkau. Dan Engkau adalah Maha Pemberi, Maha Pemurah!”
Terkejutlah ia, rumah terakhir ini sangat menyambutnya dengan hangat. Sang pemilik menawarkan semua rotinya dan mengatakan, “Bagaimana mungkin keluargaku bisa tidur, sementara para tentara Allah kelaparan?” Dan kemudian dengan semua kantong penuh makanan, ia kembali dengan sangat gembira ke kamp yang jauhnya beberapa kilometer.
Namun, di belakangnya ia mendengar suara tangisan dan teriakan yang datang dari salah satu rumah di pinggiran desa itu. Segera ia meletakkan makannya di pinggir jalan dan masuk ke rumah itu untuk memeriksanya – tidak ada persiapan untuk apa yang akan dihadapi.
Di sana ia melihat 5 hingga 6 laki-laki memperkosa salah satu gadis desa itu.
“Hey!” ia berteriak tanpa ragu-ragu, mengagetkan geng pemerkosa itu. “Jika kalian tidak berhenti sekarang dan pergi, Aku akan membunuh kalian semua!” lanjutnya dengan pandangan tajam (yakin). Tetapi sebelum ia bisa mengambil pistol yang ada di pinggannya, salah satu dari para pemerkosa itu berada di ruangan lain, mengeluarkan pisau dan menikamnya di punggung dan kakinya – membuatnya tersungkur ke lantai.
Beruntungnya, meski dalam keadaan kalut, ia mampu mengeluarkan pistolnya dan menembaki semua pemerkosa itu (dengan rahmat Allah).
Dengan mengabaikan rasa sakitnya dan nyaris tak bisa berjalan, ia mengenakan pakaian gadis muda itu, mengambil makanannya, dan membawanya kembali ke desa dengan selamat. Dan sebelum ada orang tahu siapa yang telah menyelamatkan gadis muda itu, ia kembali ke kampnya.
Ketika ia kembali, dengan bajunya yang bersimbah darah, ia segera disambut oleh para Mujahidin dan menceritakan kepada mereka tentang peristiwa yang telah terjadi. Para Mujahidin terkejut dan terkagum padanya, bahwa mujahid muda yang belum berpengalaman ini mampu menangani geng pemerkosa itu sendirian.
Yang membuat bertambah kekaguman mereka adalah, pada saat itu mereka juga mengetahui bahwa ia baru saja menikah dan datang ke tanah Jihad ini sehari setelah pernikahannya. Komandan menghiburnya karena luka-luka yang ia derita, mendoakannya, dan mengirimnya kembali ke rumahnya untuk meluangkan waktu bersama istrinya hingga ia sembuh dari lukanya.
Setelah tidak melihat istrinya selama beberapa minggu setelah pernikahannya, ia mengatakan kepada saya (yang bercerita -pent) “Ketika Aku kembali ke rumah, ke istri saya, seakan Allah telah menempatkan cinta satu sama lain di hati kami. Kami tahu bahwa kami menikah untuk mencari ridho Allah, dan kami akan membantu satu sama lain untuk membangun istana kami di Jannah, bersama.”
Kemudian, ia telah sembuh, Alhamdulillah, dan telah kembali untuk berjihad bersama istrinya yang penyabar yang mendukungnya dari rumah.
Semoga Allah memberikan kita Mujahidin seperti ikhwan ini, dan para istri seperti akhwat ini, Aamiin.
Oleh: Nasser Balochi
No comments:
Post a Comment